
Kita sebagai anak muda yang hidup dimasa sekarang memang sudah seharusnya menghormati para pejuang kita terdahulu yang sampai berdarah darah hanya untuk bendera merah putih berkibar di tanah indonesia ini.
Tapi kita juga jangan pernah mengesampingkan atau bahkan sampai menghilangkan seorang Tan Malaka yang juga termasuk pelaku sejarah di Republik ini, sebab dia adalah seorang aktivis yang rela mengorbankan nyawanya untuk kemajuan negara ini. Meski pada akhirnya dia diasingkan ke negara luar karena pemikirannya yang terlalu tajam terhadap bangsa ini di anggap ancaman. Padahal pada hakikatnya seorang Tan malaka hanya mau bangsa ini berfikir dan merdeka tanpa harus ada perjanjian elite.
Sejarah yang sengaja di hilangkan dari republik ini adalah ketika seorang Tan malaka mengkritisi habis habisan Suekarno, Hatta dan H. Agus salim pada tanggal 24 januari 1946. Kalimat beliau dahsyat dalam mengkritik mereka bertiga.
Kata beliau begini:
“kepada kalian para sahabat, tahukah kalian, kenapa aku tidak tertarik pada kemerdekaan yang kalian ciptakan? Aku merasa bahwa kemerdekaan itu tidak kalian rancang untuk kemaslahatan bersama, kemerdekaan kalian di atur oleh segelintir manusia, tidak menciptakan revolusi besar. Hari ini aku datang kepadamu wahai soekarno sahabatku, harus aku katakan bahwa kita belum merdeka, karena merdeka haruslah 100%. Hari ini aku melihat bahwa kemerdekaan hanyalah milik kaum elit yang mendadak bahagia menjadi borjuis, suka cita menjadi amtenar. Kemerdekaan hanyalah milik kalian, bukan milik rakyat. Kita mengalami perjalanan yang salah tentang arti merdeka, dan apabila kalian tidak segera memperbaikinya, maka sampai kapanpun bangsa ini tidak akan pernah merdeka”.
Jauh sebelum proklamasi di kumandangkan, Tan malaka telah merancang arah republik ini bukan lewat rapat resmi, tapi lewat pelarian lintas negeri. Bagi Tan malaka nama tak penting. Sebab yang ia perjuangkan bukan pengakuan, melainkan kemerdekaan yang sejati bebas dari kompromi elite, tegak atas hak rakyat memilih jalan hidupnya.
Tan malaka sejak awal menolak kemerdekaan sebagai hadiah. Tan malaka menolak politik kompromi yang di laksanakan oleh para elite. Baginya indonesia merdeka harus lahir dari perjuangan rakyat bukan dari hasil perundingan elite.
Dan pada saat itu Tan malaka juga mengatakan. Kemerdekaan berarti bebas dari penindasan bangsa asing dan kaum feodal dalam negri, bebas untuk mengatur nasib sendiri, oleh rakyat pekerja, bukan hanya sekedar ganti bendera. Kemerdekaan bukan hanya simbol, tapi struktur sosial baru yang adil.
===pengurus DPC GEN Z MADURA KAB. SUMENEP===